asWw...

weLcome to my bLog.... selamat Membaca ^^_

me

me
so sweet

Cari Blog Ini

Minggu, 20 Maret 2011

JENUH

_Jenuh biasanya timbul dari keadaan yang sama dalam tempo tertentu.
Seperti halnya kita menunggu akan merasa jenuh
dimana yang ditunggu tidak kunjung datang.
Atau dalam keadaan ia mempunyai keinginan namun belum terpenuhi.

Jenuh adalah suatu konsekuensi daripada keadaan yang membuat
dirinya tidak merasa puas (begitu-begitu saja),
karena peribadatannya tidak mengangkat dirinya
pada posisi/tahapan yang lebih tinggi.
Boleh dikatakan stak (mandeg).

Kenapa jenuh ada?
===========
1. Angan-angan masih membumbung tinggi,
ia banyak mengikuti pola pikirnya yang menurutnya
akan memuaskan dirinya pada kondisi tertentu.
Dalam keadaan ini seseorang hendaknya lebih banyak
melihat kondisi orang lain yang dibawahnya.
Dalam hal materi misalnya punya motor lihatlah yang berjalan kaki,
hingga timbul rasa syukur.
Dimana Rosululloh menganjurkan orang yang
mengendarai unta untuk memberikan salam kepada orang yang berjalan kaki.
Dibalik ucapan salam inilah ada timbal balik yang membuahkan kedamaian.
Bukan sekedar ucapan lisan namun berimplikasi pada penjiwaan.

2. Apa yang dilakukan/diusahakan tidak membuahkan ketenangan,
biasanya disebabkan oleh kurangnya pemahaman.
Kenapa saya harus begini dan begitu, mengerjakan ini dan itu?
Dalam keadaan ini seseorang lebih banyak mengoreksi apa yang telah ia usahakan.
Sudahkah sesuai dengan kemampuannya?
Ataukah ia merasa masih diintimidasi/ditekan oleh pihak lain?
Perenungan diri yang akan membuahkan kesadaran perlu ditekankan untuk mengatasi hal ini.
Cari alasan dalam lubuk hati apa yang senantiasa membebani.
Apa yang menghalangi kita menjadi pribadi yang baik?
Apakah kebaikan itu menjadi pribadi yang merugi?



Motivasi yang kurang
=============
Masih dalam kaitan point diatas diperlukan adanya motivasi :
1. Orang yang masih dalam kategori berangan tinggi,
biasanya lebih termotivasi oleh pahala atau sorga yang dijanjikan.
Dalam Islam kita tahu bahwa tidak ada kebaikan walaupun yang terkecil melainkan ada balasannya. Masihkah kita ragu dengan Janji Alloh?
Adakah selain Alloh yang lebih menepati janji?
Pada lingkup pengajian kebanyakan seputar ini, memang efektif.
Namun karena pola pikir si penerima yang tadinya diharapkan
akan menjalankan dulu kemudian merasakan langsung manfaatnya,
malah sebaliknya yang ada dibenaknya adalah kesenangan yang ia tuju saja.
Dengan demikian nilai ikhlasnya masih kurang.
Bukan damai yang kita cari namun ridho Alloh yang menjadikan kita damai.
Disisi lain perhatikan apa-apa yang menggugurkan pahala dan syarat-syarat apa yang belum terpenuhi.

Sebagai acuan tengoklah disekeliling kita lalu renungkan apa
kesudahan atau sebelum sesuatu itu ada.
Misalnya melihat tetangga punya Mobil,
bagaimana cara mendapatkannya dan bagaimana kesudahan setelah punya.
Adakah Mobil tersebut membawa si empunya lebih bermanfaat?
Manfaat yang akan mengangkat drajat seseorang disisi Alloh
seharusnya menjadi barometer kita untuk melihat.
Arahkan rasa iri hati kepada orang-orang yang berbuat baik,
sehingga niat terangsang untuk melakukah hal-hal baik.

2. Kurangnya pemahaman biasanya berangkat dari kondisi yang tidak siap untuk menerima,
dimana ketika hasrat itu lebih besar tidak ada jalan lain melainkan diarahkan.
Sudah menjadi tabiat seseorang apalagi memiliki jiwa
muda dimana ia tidak akan kapok melainkan terbentur pada suatu peristiwa yang membuatnya sadar.

Hal yang paling umum adalah masalah percintaan,
betapa rasa cinta telah menyedot seluruh perhatiannya.
Tidak terbatas pada jiwa muda saja,
seseorang yang sudah berkeluarga pasti mempunyai objek kecintaannya sendiri.
Entah suami, entah itu anak, ataupun perbendaharaan.
Disinilah kenapa Alloh tidak menghendaki 2 hati dalam 1 rongga.
Mencintai dunia seperti mencintai Alloh, atau lebih besar cintanya
kepada dunia dan pada sampai pada suatu perbandingan/persentase mana yang lebih besar,
dimana seseorang tidak akan tersakiti oleh sesuatu selain Alloh.
Akan mengilhami seseorang dengan cinta yang Agung, kualitas ikhlas yang tiada banding.
Jika mengacu pada pahala sebutir mutiara dengan sebutir berlian tentu beda nilainya bagaimana jika untuk menimbang nilai ikhlas? walaupun sama-sama nyumbang uang Rp. 1000,-.

Adapun pada pengertian mengarahkan diri kita untuk senantiasa mencari ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Alloh, adalah memperhatikan waktu yang banyak kita sia-siakan.
Awalnya mungkin kita tidak mau dibilang gaptek karena tidak mengenal facebook,


tapi ketika mengenal facebook banyak hal-hal menyenangkan. Ngobrol-menggoda-melirik;
sana-sini. Membawa fantasi baru yang melenakan, pada titik tertentu seseorang akan merasa disanjung atau dihinakan orang lain. Disinilah kita harus waspada akan sifat riya,
dan akan lebih bijak jika diarahkan kepada pengetahuan yang akan membimbing kita kepada pengetahuan yang dapat memperbaiki karakter kita.

Semoga bermanfaat mohon maaf apabila ada yang tersinggung,
saya mohon ambilah sebagai bahan renungan agar kita
senantiasa menjadi pribadi yang beruntung.

Kadangkala seseorang mempunyai keinginan kuat untuk menjaga waktunya dalam ketaatan kepada Allah. Misalnya, dia menetapkan dua jam setelah Isya untuk mencari ilmu agama, dua jam berikutnya untuk qiyamul lail (shalat malam). Apabila datang waktunya, dia mulai menjalankan programnya. Tetapi, ketika program baru berjalan setengah atau satu jam dari awal pelaksanaan, dia mulai merasakan kebosanan dan kejenuhan merayap dalam hatinya. Ia merasakan, keinginannya mulai mengendur dan melemah.

Dalam situasi ini – dan di bawah pengaruh bujuk rayu setan dan usahanya membuat seorang hamba bermalas-malasan dalam memanfaatkan waktunya – dia akan menghentikan ibadahnya dan tidak lagi melanjutkan program-program yang dia rancang untuk dirinya sendiri. Bukannya memanfaatkan waktu, malah justru dia pergi tidur atau berbicara tanpa manfaat dengan alasan ia telah bosan dan jenuh dan bahwa ia tidak lagi mampu melanjutkan dan meneruskan. Demi Allah, ini adalah kerugian besar.

Pada hakikatnya, kebosanan – yang sebetulnya bukan kebosanan ini – adalah bisikan setan bahkan ia adalah tipuan dan makar setan kepada jiwa. Dengannya setan menggoda seseorang bahwa dia tidak lagi mampu melanjutkan program-programnya untuk menjaga waktunya, setan membisikkan kepada dirinya bahwa dia telah jenuh dan bosan dalam melakukan ketaatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar