asWw...

weLcome to my bLog.... selamat Membaca ^^_

me

me
so sweet

Cari Blog Ini

Minggu, 20 Maret 2011

Ketika Usia Kita Makin Dewasa

قال رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي وعلى والدي وأن أعمل صالحا ترضه وأصلح لي في ذريتي إني تبت إليك وإني من المسلمين (الأ حقاف:15)

“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu-bapakku, serta untuk mengerjakan amal sholeh yang Engaku ridhoi, berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak-cucuku. Sungguh aku bertobat kepada-Mu, dan sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri.” al-Ahqaf (QS 46:15)

_...Ayat di atas adalah do’a kesadaran akan hakikat hidup
yang diajarkan Allah kepada manusia bila mencapai umur 40-an tahun.

_Inilah do’a sarat makna yang penuh keterbukaan dan
kesadaran akan peran masa lalu (orang tua),
masa kini (diri kita sendiri),
dan harapan masa depan (anak-cucu).
_Inilah do’a keselamatan setelah menjalani hidup
hingga cukup bekal pengalaman serta berkesempatan
untuk menata ulang setelah melihat tantangan proyeksi dirinya di masa depan.
_Inilah do’a penuh permohonan, penuh kesyukuran,
dan penuh pertobatan yang perlu dilantunkan secara khusyuk, intim,
dan sepenuh jiwa oleh siapa pun yang punya kesadaran akan umur,
posisi, peran, peluang, serta hakikat kehidupannya.

_Sungguh ketika seseorang menapaki usia yang ke-40 telah sampailah ia pada fase kearifan hidup. Puncak fase fisik sudah dilampauinya,
simpang jalan kehidupan sudah diketahuinya,
derita dan bahagia sudah dialaminya, serta jalur, rambu,
an lapis-lapis kehidupan sudah transparan bagi mata batinnya.

_Pada usia ini, seseorang sudah bisa mengukur secara tepat kekuatan dan kelemahan dirinya,
\tinggallah kemudian mana pilihan jalan yang akan diteruskanya.
Persoalan kehidupan sudah semakin kelihatan berat dan bukan lagi fase fisik,
bukan lagi fase coba-coba, melainkan fase kearifan hidup.

_...Ahli tafsir ada yang menyebutkan bahwa do’a seperti pada ayat di atas diucapkan oleh Abu Bakar As-Shidiq ra ketika kedua orangtuanya menyatakan masuk Islam.
Dan, do’a itu masih dilantunkannya setiap hari hingga seluruh anggota keluarga Abu Bakar yang lain masuk Islam.

Sedangkan oleh Talhah bin Masyraf kepada Abu Ma’syar
ketika dia mengadukan kenakalan anaknya agar anaknya menjadi
orang-orang sholeh dan sholehah.

_Dua kata kunci pada do’a ini adalah ‘syukur’ dan ‘taubat’.
Hakikat syukur adalah penegasan pengakuan diri akan nikmat yang
telah diterimanya serta ungkapan rasa terima kasih kepada Allah atas segala kebaikan-Nya.
Sementara inti tobat adalah saling ‘berbuat kebaikan’ antara manusia dengan Allah.
Dimulai dari manusia yang ‘berbuat kebaikan’ dengan penyesalan kemudian dibalas oleh
Allah ‘berbuat kebaikan’ dengan pengampunan dan pemberian rahmat-Nya
serta manusia bertobat lantas Allah mengampuninya.
Inilah hubungan mesra dan bermakna hakiki antara mahluk dan kholik.

_i zaman yang serba mengkhawatirkan seperti sekarang ini,
ketika tantangan dan godaan hidup tidak lagi ringan,
sudah selayaknya kita lakukan ikhtiar batin dengan berdo’a dan
munajat selain ikhtiar lahir dengan fisik dan pikiran.

_nsya Allah dengan laku syukur dan laku taubat,
seluruh keluarga kita bisa selamat meniti jalan kehidupan,
menapak duniawi sehingga bisa mencapai khusunul khotimah. Amin.

Pada akhirnya, mari bersama kita renungkan perjalanan kita di persinggahan ini.
Hari berganti hari.
Berganti hari, berarti kian dekat pada saat akhir hidup kita.
Di dunia ini kita hanya mampir.

Bukankah sudah banyak orang yang hidup sebelum kita,
yang kini mereka kembali ke asal,
menjadi tulang belulang.

_Di depan kita,...
sudah banyak generasi muda yang kini hidup untuk menggantikan kita.
Lalu kita mau ke mana,
mau ke mana,
kita pasti mati, mati adalah tempat mutasi kita yang terakhir.
Kita pasti akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.
Sebanyak apa pun harta yang kita miliki tak akan bisa menolak kematian kita.
Sehebat apa pun kekuasaan yang kita genggam,
walau kita kuat dan perkasa.


^26 Juni 2010 jam 22:55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar