asWw...

weLcome to my bLog.... selamat Membaca ^^_

me

me
so sweet

Cari Blog Ini

Senin, 14 Desember 2009

Sebelum Engkau Merenung…

Saudaraku, dalam hidup ini ada duka dan nestapa
Juga kan selalu ada perasaan suka dan bahagia
Dunia ini kan ditinggalkan semua yang menghuninya
Tapi kebanyakan kita tak jua kunjung menyadarinya
Bersabarlah engkau jika menghadapi suatu derita
Meskipun ia sangat berat dan teramat sulit terasa
Wahai pencari harta yang sibuk dengan duniawinya
Di akhirat, orang sengsara lebih baik keadaannya
Sampai kapankah kau kan terus mengumpulkan harta
Apa engkau menyangka haramu kekal selamanya
Kala kau lihat orang-orang nestapa di depan mata
Masihkah engkau berangan kan hidup kekal di dunia
Kau lihat rumah-rumah tinggal di pinggiran kota
Hanya gubuk kecil kumuh yang beratap daun rumbia
Kau pun melihat gaya hidup mereka yang berkuasa
Mereka tak peduli, mereka hanya bisa berkata-kata
Masih ada lagi orang yang gemar membangun istana
Entah dari mana mereka dapatkan harta itu semua
Bumi ini kelak akkan menyapu rata mereka semua
Mereka pun kembali tak punya seperti sedia kala
Namun kematian kan lebih cepat menjemput mereka
Maut pasti datang tiada yang sanggup menolaknya
Tanyakanlah pada bumi semua kejadian di atsnya
Juga pada kubur, tanyakan apa yang terjadi di dalamnya
Kalaulah bumi dan kubur berkata kenapa mereka ada
Niscaya manusia akan berlarian menghindari mereka
Berbohong pada orang lain, adalah hal yang biasa bagi sebagian orang. Tapi membohongi diri sendiri? Sungguh, suatu kebodohan yang sulit dimengerti. Sebab, sejatinya dia mengetahui hakekat yang sebenarnya. Iulah makanya, diperlukan suatu keberanian untk jujur pada diri sendiri. Karena tiada guna berbohong pada diri sendiri.
Jangan merasa menjadi seorang yang benar-benar mukmin, jika ternyata keimanan anda masih banyak kekurangan. Apalah artinya merasa sebagai muslim sejati, jika praktiknya anda belum menjadi muslim yang sebenarnya. Dan apakah anda merasa sebagai orang yang ikhlas, tawadhu’, bersyukur, sabar, tawakal, adil, beradab, bermanfaat bagi agama, dan berhati bersih?
Merenung jelas berbeda dengan melamun, apalagi menghayal. Orang merenung biasanya disertai dengan berfikir dan instrospeksi. Membuka lembaran yang telah lewat, mengoreksinya, dan merencanakan langkah ke depan yang lebih baik.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Al Hasyr: 18 )
Terkadang, kita merasa sudah menjadi seorang mukmin yang benar-benart beriman. Namun, setelah kita mengetahui hakekat iman dan memahami kriteria mukmin yang sempurna, kita pun tersadar bahwa ternyata kita masih berada di simpang jalan. Kita msih perlu memperbaiki, meningkatkan, memperbarui, dan menjaga iman kita.
Pun, mungkin kita merasa sudah menjadi seorang muslim yang ikhlas, tawakal, beradab, sabar, tawadhu’, adil, dan seterusnya. Akan tetapi kita masih jauh panggang dari api. bahkan, tidak sedikit diantara kita yang sebelumnya merasa sudah bermanfaat bagi agama dan berhati bersih. namun, diri ini menjadi tercenung dan merenung, bahwa apa yang kita pahami dan lakukan belum sesuai harapan.
Apakah Saya Seorang Mukmin??
Apakah Saya Muslim?
Apakah Saya Ikhlas?
Apakah Saya Tawadhu’?
Apakah Saya Bersyukur?
Apakah Saya Sabar?
Apakah Saya Tawakal
Apakah Saya Beradab?
Apakah Saya Adil?
Apakah Saya Bermanfaat?
Apakah Saya Berhati Bersih?
Mari Sejenak Merenungi Diri…
Sejenak Merenungi Diri, Syaikh Amin Muhammad Jamal, Pustaka Al-Kautsar
oleh-oleh dari Islamic Book Fair Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar